Anak tidak Merespon Saat Dipanggil?
Anak tidak merespon saat dipanggil pasti pernah kita alami sebagai orang tua. Mengapa anak tidak mendengarkan atau tidak merespon saat kita memanggilnya, menegurnya? Berikut beberapa tips yang dapat kita adopsi:
- Saat kita berbicara dengan mereka, coba untuk sering memanggil nama nya. Perlahan anak akan mengenali kata yang sering disebut, dan akan merespon nantinya saat disebut namanya.
- Menunduklah, bahkan turunkan tubuh anda sampai setinggi mata bertemu mata dengan anak-anak.
- Pegang tangan mereka untuk mendapatkan dan menjaga perhatian mereka terhadap kita. dalam membuat anak merespon verbal saja tidaklah cukup, namun perlu respon fisik.
- Mintalah mereka memandang kita dan mulai pembicaraan sampai kita memastikan terjadi kontak mata.
- Jagalah Bahasa yang kita gunakan agar tetap positif. Dalam keadaan lelah, sebagai orang dewasa sering kali kita berharap anak-anak selalu patuh dan meresponi apa yang kita katakan.
Menegur dengan kasih sangat berbeda dengan membiarkan anak tetap tidak merespon, atau bahkan meluapkan emosi kita seperti membentak, mengumpat, membandingkan anak. (sumber: Klikdokter)
Selain itu, bermain dengan anak juga bisa menjadi cara untuk mencegah anak tidak merespon saat dipanggil. Untuk tips permainan yang cocok, bisa di cek disini
Salam Sekolah K.A.R.Y.A
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Ninan, Siswi Kelas 5 SD Kristen Harapan Bangsa Balikpapan Dengan Karya Tulisnya Yang Berjudul “Kisah Cingu, Si Kucing Lucu”
Maria Padmarastri Sih Kinanti akrab dipanggil Ninan ini mampu membuktikan hal tersebut. Walaupun masih kelas 5 SD, ia telah menulis dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul Kisah Cingu, Si Kucing Lucu.
Ninan terbiasa menulis, sumber-sumber tulisan nya di ambil dari pengalaman dan imajinasi yang ia buat. Awal mula Ninan menulis dimulai dari peran guru-guru SD Kristen Harapan Bangsa Balikpapan.
Peran orang tua pastinya sangat penting dalam memberi support dan apresiasi pada anak menjadi salah satu cara dalam mengambil peran orang tua dalam proses berkarya anak.
“Menurut kami, hal yang terpenting adalah apresiasi. Kemudian ya di dorong saat ia mau menulis. Jadi misalnya dalam perjalanan pergi ke suatu tempat, itu biasanya Ninan membawa notes, lalu menulis cerita tentang kisah perjalanan itu seperti apa. Jadi kalau ada lima hari, akan ada lima cerita juga”
Berkat karya Ninan, buku “Kisah Cingu, Si Kucing Lucu” pun berhasil terjual sebanyak 130 buku, serta mendapat donasi dari donatur, dimana penghasilan tersebut telah di sumbangkan ke Yayasan Rumah Singgah Anak Kanker di Jogjakarta.
Selamat Ninan.
Salam Sekolah K.A.R.Y.A
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Tips-Tips Untuk Orang Tua Dalam Mendampingi Belajar Daring sang Anak
Hai Parents,
Belajar daring di masa pandemi Covid-19 ini, memang tidaklah mudah, berikut tips bagi orang tua dalam mendampingi pembelajaran daring sang anak. Apa saja kah itu?
Bekerjasama Dengan Si Anak
Koordinasi antara orang tua anak merupakan hal penting dalam membangun keselarasan dalam belajar daring. Jika kita bisa bekerja sama dengan anak saat belajar daring, orang tua pastinya akan bisa mengerti kesulitan dan hambatan yang anak alami saat pembelajaran daring.
Selalu Berkomunikasi Dengan Guru
Selain komunikasi dengan anak, menjalin komunikasi yang baik dengan guru juga sangat diperlukan. Selama pembelajaran daring. Jadi, guru pastinya sangat mengerti dengan proses belajar serta prestasi anak saat pembelajaran daring.
Jangan Memaksakan Kehendak
Masa pandemi bukan menjadi hambatan untuk anak dalam belajar maupun berkarya. Peran orang tua saat ini sebaiknya lebih mendukung pada apa yang sedang anak-anak kerjakan, jadi kita sebaiknya jangan memaksakan kehendak kita.
Penasaran mengenai tips belajar daring lebih jauh, bisa baca artikel berikut ini.
Jika anak masih bingung untuk mempersiapkan diri untuk ujian selama pandemi, bisa baca artikel kita yang berikut ini.
Salam Sekolah K.A.R.Y.A
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
“Kecerdasan Emosional” oleh Ruth Murwani Dumasthary, M.Pd. Principal of Harapan Bangsa Secondary and Harapan Bangsa High School
Kecerdasan Emosional pertama kali dilontarkan oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hamphire untuk menjelaskan kualitas-kualitas emosional yang mendukung keberhasilan seseorang.
Kualitas emosional tersebut antara lain empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.
Menurut Prof. Dr. John Dewey, pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, Untuk itu orang tua perlu memahami bahwa pendidikan yang ideal itu tidak hanya fokus pada penilaian akademis siswa tetapi harus melihat secara menyeluruh termasuk perkembangan kecerdasan anak sehingga dapat membangun manusia yang seutuhnya.
Sekolah Kristen Harapan Bangsa Balikpapan dengan pendidikan menyeluruh atau holistic education tentu saja akan mendukung tumbuh kembang anak dengan baik. Pendidik yang peduli dengan pentingnya kecerdasan siswa serta sistem sekolah yang mendukung terciptakan suasana yang baik buat perkembangan kecerdasan anak dapat menjadikan pilihan yang tepat untuk mempersiapkan mereka di masa depan.
Selamat berjuang mendidik anak-anak hebat.
Salam Sekolah K.A.R.Y.A
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp