Anak Anda Kurang Patuh? Begini Cara Mengatasinya

Seringkali para orangtua dibuat frustasi oleh anak-anak mereka ,mereka sulit sekali dinasihati dan dilarang melakukan sesuatu hal. Dinasihati tidak mendengar, diberikan pengertian tidak masuk sama sekali, apalagi sewaktu diberikan perintah, jangankan mendengar, mereka malah menolak mentah-mentah perintah kita dan berlalu begitu saja.

Namun lagi-lagi, meski diperlakukan demikian seringkali sebagai orangtua kita kalah dengan ego anak yang begitu tinggi dengan alasan mereka masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Namun tahukah anda, jika pola asuh yang demikian terus-terusan anda terapkan pada anak-anak, hal ini bukannya menyelesaikan masalah dan membuat anak anda menjadi patuh.

Sebaliknya, sikap anda yang terus-terusan memberikan kesempatan pada anak sewaktu mereka melakukan kesalahan dengan berharap suatu hari nanti mereka bisa berubah menjadi patuh dan penurut adalah hal yang keliru.

Nah, Cara berikut ini…

Penting sekali diterapkan pada anak-anak ketika anda mendidik mereka agar bisa patuh saat anda memberikan nasehat atau perintah.

  • Panggil Nama Mereka

Ketika anda membutuhkan bantuan anak-anak atau sewaktu anda hendak memberikan perintah kepada buah hati, hendaknya tidak usah BERTERIAK atau MENGOMEL dengan tidak jelas. Selain tidak akan menyelesaikan masalah, hal ini tidak akan membuat anak anda segera menghampiri anda dan melakukan perintah yang anda berikan pada mereka. Sebaliknya,

kondisi anak-anak malah akan terkejut, takut dan bahkan kesal dengan tidak mau menghampiri atau bahkan berpura-pura tidak mendengar. Anda tentu tidak ingin jika hal ini terjadi bukan? Nah, untuk itulah sebuah teriakan bukanlah cara yang baik mendidik anak. Ada baiknya ketika anda membutuhkan mereka atau hendak memberikan perintah,

segera hampiri mereka atau hampiri keluar saat mereka bermain diluar. Lalu dekati mereka dan katakan jika anda membutuhkan mereka dirumah. Ingatlah jaga citra anak-anak dihadapan teman mereka, jangan sampai anda memberikan perintah atau meneriaki anak-anak didepan teman – temannya.

Hal ini akan membuat mereka malu dan malah jengkel pada diri anda. Ketika anak jengkel, maka bisa ditebak hal lain yang akan terjadi adalah pertengkaran dengan anak yang malah akan memperburuk suasana.

  • Dengarkan Anak-Anak Anda

Meski anda memberikan perintah pada anak-anak atau pada saat anda benar-benar membutuhkan mereka, ini bukan berarti anda harus mengabaikan mereka dan tidak mendengarkan keluahannya. Perilaku anak-anak yang menolak atau tidak mengabulkan perintah anda bisa dilatar belakangi karena mereka capek sepulang sekolah,

tidak enak hati dengan lingkungannya atau merasa tidak enak badan. Untuk itu, sebaiknya maklumi dan berikan perintah sesuai dengan kapasitas anak.

  • Kondisikan Perintah dengan Waktu Anak-Anak

Sewaktu anda memberikan perintah dan anak-anak terlihat malas melakukannya, jangan terlalu dini menghakimi bahwa anak anda malas dan sulit diberikan perintah. Kondisikan terlebih dahulu dengan waktu anak, apakah kala itu anda memberikan perintah saat anak baru saja pulang sekolah, pulang les atau saat anak lelah pulang bermain.

Hal ini tentu saja akan menguras tenaga anak sewaktu anda memberikan perintah. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk beristirahat sejenak dan meminta mereka saat tenaganya sudah kembali pulih. Selain itu, mintalah dengan sopan, kondisi lelah pada anak akan membuat segala hal yang membebaninya menjadi sebuah tekanan untuk dirinya.

Dengan meminta lewat cara yang sopan akan membuat tekanan dalam diri anak memudar dan membuat mereka lebih mungkin mau melakukan perintah anda.

  • Tatapan Mata Anda Pada Mereka

Sebuah tatapan mata memiliki kekuatan untuk menunjukkan sebuah perasaan. Ketika orangtua menatap mata anaknya, maka mereka akan melihat bahwa kita memberikan perhatian, bukannya amarah dan perintah yang m endikte mereka. Dengan menatap mata anak anda, mereka akan merasa dipedulikan dan dihargai.

  • Menjadi Teladan Yang Baik Untuk Anak Anda

Terkadang orangtua lupa bahwa mereka pun sebenarnya pernah ingkar janji entah pada lingkungan atau anak-anak mereka sendiri. Dari semua teori cara mendidik anak, intropeksi diri atau bercermin diri seringkali menjadi hal yang terabaikan.

Bagaimana mungkin seorang anak mau mendengarkan perintah dan nasehat orangtua dan patuh pada semua perintahnya, jika orangtua mereka seringkali memberikan harapan atau janji palsu atas ucapannya. Apalagi dengan sikap orangtua yang seringkali memarahi anak-anaknya atas hal yang sebenarnya sering mereka lakukan sendiri.

Hal ini bisa mengurangi rasa percaya mereka terhadap orangtua. Untuk itu, penting sekali memperbaiki sikap dan perilaku sendiri dan menjadi teladan yang baik sebagai orangtua sebelum mengajarkan anak tentang sesuatu hal. Memiliki anak yang penurut dan patuh pada perintah dan nasehat orangtuanya tentu saja menjadi kebahagiaan yang tak terhingga untuk orangtua itu sendiri.

Sebagai sekolah karakter terbaik di Balikpapan, TK Kristen  Happy Holy Kids dan Sekolah Kristen Harapan Bangsa Balikpapan juga menerapkan cara yang sama saat menghadapi siswa/i di sekolah. Diharapkan beberapa cara diatas mampu membantu orangtua mendidik anaknya.

Salam Sekolah K.A.R.Y.A

Bertumbuh, Bergerak, Berdampak

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Pentingnya Mengajarkan Kewirausahaan Sejak Dini

Semua orang tua mempercayakan anak untuk dididik di sekolah unggulan dengan harapan agar mereka bisa memiliki penghidupan yang lebih baik. Namun, kita harus menilik lebih jauh, apakah pembelajaran yang sedang dijalani anak-anak kita saat ini benar-benar akan mereka pergunakan di masa depan mereka kelak? Jika tidak, cara apakah yang efektif yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka dengan baik?

Tujuan TK Kristen Happy Holy Kids dan Sekolah Kristen Harapan Bangsa Balikpapan sebagai sekolah terbaik di Balikpapan yang sesungguhnya adalah mempersiapkan anak agar dapat menjadi individu mandiri. Faktanya, tidak semua sekolah peduli dengan tantangan zaman yang semakin kompleks bagi generasi muda kita. Dominasi teknologi dalam kehidupan modern saat ini tak terelakkan lagi. Koneksi internet dan akses informasi yang cepat menjadi kebutuhan penting sebagian besar kita saat ini.

Banyak sekali profesi yang kita kenal saat ini yang dengan mudah dapat digantikan dengan kehadiran robot canggih, kecerdasan artifisial, dan teknologi internet. Bisa saja kita saat ini sedang “mempersiapkan” mereka untuk pekerjaan yang akan “punah” 20-30 tahun lagi. Jika orang tua dan sekolah tidak waspada, maka generasi milenial / generasi anak-anak kita saat ini tidak dapat menang terhadap tuntutan era digital yang akan mereka hadapi kelak.

Salah satu cara generasi muda kita dapat menghadapi era dominasi digital yang masif tersebut adalah dengan menjadi seorang wirausaha (entrepreneur). Dari asal katanya di bahasa Perancis, kata “entrepreneur” memiliki makna “to undertake” (melakukan / mengambil bagian). Jadi seorang entrepreneur / wirausaha adalah seseorang yang mengambil tindakan nyata untuk mencapai suatu visi melalui sebuah organisasi / usaha yang diciptakannya.

Saat ini, Indonesia telah memiliki sebanyak 3,1 % (sekitar 7,8 juta) wirausaha dari keseluruhan jumlah penduduk (dari yang sebelumnya 1,6% pada tahun 2013).

Hal ini patut kita syukuri karena dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya berwirausaha dan dukungan signifikan dari pemerintah, Indonesia mampu mencapai angka minimal prosentase wirausaha yang dibutuhkan agar suatu negara dapat dikatakan sejahtera. Di sisi lain, angka statistik tersebut masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain misalnya Malaysia (5%), China (10%), Singapura (7%), Jepang (11%), dan Amerika Serikat (12%).

Menjadi seorang wirausahawan berbeda dengan menjadi seorang pengusaha / pedagang biasa. Seorang wirausahawan / entrepreneur sejatinya adalah seorang pencipta (creator), penggagas (initiator), penyelesai masalah (problem solver), inovator, dan kontributor. Kelima kualitas di atas tidak dapat dengan mudah digantikan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligences) dan oleh karenanya seorang wirausahawan (entrepreneur) perlu memperlengkapi diri dengan kualitas-kualitas karakter yang mumpuni agar ia bisa sukses.

Karakter-karakter yang bisa ditumbuhkan pada seorang anak ketika kita mengajarkan kepada mereka untuk menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) di antaranya kreativitas (kemampuan mengembangkan ide baru untuk produk serta mencari alternatif solusi untuk memecahkan masalah), keuletan (kemampuan untuk bangkit dan belajar dari kegagalan), dan disiplin (terbiasa bekerja dengan target dan mengelola waktu). Selain itu, pendidikan tentang kewirausahaan juga membantu menumbuhkan kecerdasan sosial (bagaimana membangun relasi / networking, bagaimana memberikan pelayanan yang baik bagi orang lain, ) dan membuat anak “melek finansial” di usia lebih dini.

Seorang entrepreneur sejati mendedikasikan dirinya bagi kebaikan lingkungan sekitarnya, bukan sekedar mencari untung pribadi. Jadi, jika kita ingin mengajarkan anak tentang kewirausahaan, yang kita ajarkan bukanlah sekedar bagaimana menghasilkan uang,

namun lebih kepada MENTALITAS seorang wirausaha yang penting untuk mereka miliki sebagai modal mereka bisa survive dan mampu bersaing di masa depan.

Bersyukurlah jika sejak kecil anak-anak kita sudah mendapat kesempatan untuk “berkenalan” dalam Proses Belajar Mengajar di sekolah Kristen  Harapan Bangsa Balikpapan terkait dengan dunia kewirausahaan, diharapkan kesempatan belajar tersebut membuka wawasan mereka mengenai tujuan hidup dan potensi pribadi mereka, dan bagaimana mereka dapat berdaya untuk menjawab tantangan zaman dengan menghasilkan karya yang bermanfaat. Bukankah itu harapan kita semua?

Salam Sekolah K.A.R.Y.A

Bertumbuh, Bergerak, Berdampak

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp